Selasa, 08 Oktober 2013

Bokeh adalah?

Apa itu Bokeh?? Menurut saya, bokeh adalah efek blur/tidak tajam yang artistik karena tidak berada di titik fokus sebuah lensa kamera, sehingga dimanfaatkan sebagai keindahan tersendiri dalam sebuah foto. Bokeh itu sendiri sangat bergantung pada beberapa hal, antara lain besarnya aperture lensa, jarak antara kamera dan objek, dan jarak antara objek dan background. Bokeh berasal dari kata jepang Boh-kay yang berarti blur yang estetik (gitulah kira-kira), dan mulai populer istilah ini tahun 1997. Semakin besar bukaan lensa kamera, efek bokeh semakin terasa... saya pernah mencoba membuat efek bokeh dengan beberapa lensa berbukaan lebar :
Gambar diatas adalah efek bokeh yang saya ambil di malam hari menggunakan lensa Biotar dengan bukaan terbesar f/2. Saya mengarahkan kamera ke arah cahaya, namun fokus saya putar ke titik kira-kira 2 meter saja di depan kamera
Kalau yang diatas ini menggunakan lensa Nikkor 55mm f/1.2 @ wide open, bokeh mampir terlihat bulat sempurna
sedangkan yang ini apertur saya geser ke f/2.8, bentuk aperture 7 blade mulai kelihatan bentuknya... Sebenarnya banyak kreasi yang bisa diciptakan akibat bermain-main dengan bokeh ini, terutama malam hari. Ini ada beberapa contoh yang saya ambil dari google... SELAMAT BERIMAJINASI

Senin, 07 Oktober 2013

Cyclop 85mm 1.5 test di DSLR

Contoh hasil lensa cyclop pada DSLR (Sumber : Youtube)

Aturan "Rule of Third"

Rule of Third adalah pengembangan dari simetri Golden Ratio yang telah lama dikenal dalam seni lukis. Dalam Rule of Third frame gambar dibagi menjadi 3 bagian vertikal dan 3 bagian horisontal. Bahasa indonesianya aturan sepertiga, namun kayaknya kok aneh ya, hehe... kita sebut aja rule of third aja deh... Intinya pada frame foto kita secara imajiner kita bagi menjadi sembilan bagian sama persis, dengan dua garis vertikal dan dua garis horizontal.
Rule of third atau aturan 1/3 bagian ini adalah petunjuk bagaimana caranya memposisikan obyek di 1/3 bagian dalam foto agar lebih enak dilihat. Tehnik ini juga termasuk dalam mengkomposisikan obyek kedalam satu frame, dengan posisi yang tepat mengikuti acuan aturan sepertiga itu.Aturan ini mungkin lebih tepat disebut sebagai panduan, sebab tidak selamanya penempatan obyek di 1/3 bagian foto itu nikmat untuk dilihat bergantung dari obyek dan hasil foto yang dihasilkan oleh fotografer. Menurut aturan ini, sebaiknya bagian foto yang paling menarik ditempatkan di salah satu titik pertemuan tersebut.
foto diatas saya ambil dari google dengan alamat asli http://www.photographymad.com/files/images/lighthouse-rule-of-thirds.jpg
aturan ini tidak hanya melulu berlaku di foto landscape saja loh... tapi juga untuk foto jenis yang lain... pada foto diatas (model) dengan bantuan software, saya menggunakan Photoshop CS6, kita dibantu dengan adanya garis bantuan rule of third ini dengan mudah. foto diatas, saya memposisikan mata model menjadi pusat perhatian, dan saya menempatkan di titik pertemuan garis vertikal bagian kanan dengan garis horizontal atas.
pada foto ini kita mencoba membandingkan mengatur rule of third dengan bantuan olah digital (cropping), jika dibandingkan gambar A dan B, tentu kita lebih tertarik kepada gambar B, yang lebih dinamis dan cenderung tidak membosankan... Demikian sedikit dari saya tentang aturan rule of third ini, semoga membantu. Salam....

Minggu, 06 Oktober 2013

Review Vivitar 85mm f/1.4

VIVITAR 85mm
Pada kesempatan kali ini saya mencoba mengulas satu lensa yang cukup layak beli ini, sebagai satu alternatif di jaman digital ini, dimana mungkin dana kita terbatas, atau mungkin kita juga membutuhkan dana itu untuk lensa dengan range yang lain. Lensa dengan range, focal length dan aperture yang sama yang AF, misalnya lensa Canon 85mm f/1.2 harganya bisa mencapai 17an juta, sementara kita bisa mendapatkan lensa ini dengan harga 3 jutaan (baru). Lensa ini dibuat di Korea Selatan. Di eropa dijual dengan merk SAMYANG, namun juga dijual dengan brand yang lain yaitu Rokinon, Vivitar, Polar, Bower, Opteka dan Falcon. Pastinya dengan kualitas yang sama. Saya sendiri tidak tahu mengapa dibuat beberapa merk seperti itu, mungkin hanya diversifikasi pasar untuk penjualan merea. CMIIW
Lensa ini konstruksinya kokoh karena sebagian besar adalah logam dan dicat halus warna hitam. Mounting dijual sesuai kamera yang beredar sekarang : Canon, Nikon, Sony dan Pentax. Memiliki optic Ashperical, untuk mengurangi distorsi efek lengkung yg biasa terjadi pada tepi2. (lengkapnya disini http://www.fotografer.net/forum/forum.view.php?id=96597) Lensa ini memiliki karakter bokeh yang creamy, dengan bokeh yang lumayan asyik untuk berkreasi. Cukup tajam pada bukaan terbesarnya (f/1.4), namun menurut saya tertajam di f/2. Coatingnya berwarna kekuning-kuningan seperti pada lensa-lensa buatan Tomioka, Jepang. Colournya cenderung WARM.

Don't try this at home (Cara membongkar Lensa Manual Anda)

Jika anda kurang bernyali untuk membongkar lensa, JANGAN LAKUKAN!!! bawalah lensa anda ke tempat servis, daripada anda "bisa bongkar, ga bisa pasang"
Membongkar lensa, ada beberapa tujuan, salah satunya adalah membersihkan jamur atau debu debu micro yang sangat mengganggu. Sebenarnya cukup mudah untuk membuka sebuah lensa. Kuncinya anda harus MENGINGAT urutan kerja dan bagian-bagian yang anda bongkar tersebut.
Alat-alat yang anda butuhkan antara lain : NYALI, obeng kecil segala ukuran (untuk membuka baut2), lap bersih, Lampu yang cukup buat penerangan, blower, cairan pembersih dan Hair Dryer (untuk mengeringkan lensa) SELAMAT MENCOBA

Review Pentacon 29mm f/2.8

Entah mengapa saya suka sekali hasil dari lensa ini, terkesan cool, dengan saturasi yang ciamik. Apalagi untuk memfoto langit dikala siang hari... Layak dikoleksi... Kelemahannya mungkin cuma satu, tidak terlalu wide, hehehehe
Lumayan cakep dipasangkan dengan DSLR canon
FRESH FROM CAMERA!!!

Review Cyclop 85mm f/1.5

Cyclop 85mm f/1.5 ini sebenarnya adalah “wujud lain” dari Helios-40, dimana dibuat di pabrik yang sama, focal length dan aperture terbesar yang sama. Namun lensa ini tidak memiliki blade aperture, sehingga dia selalu di posisi wide open f/1.5, sehingga kita agak kesulitan dalam mengatur Deep of Field. Mountingnya adalah M42, sehingga lebih mudah ditancapkan di kamera kita dengan adapter yang sesuai. Saya dulu sempat iseng dengan memasukkan "aperture" buatan saya, yang berbentuk hati, square dan bintang... Lumayan asyik buat eksperimen, karena untuk "membuka" lensa ini tidak diperlukan alat macam-macam, haya obeng minus kecil 1 buah... Bokeh yang didapatkan pun lucu-lucu. (menyusul) Satu lagi kelemahan lensa ini selain tidak ada aperturenya adalah beratnya yang "Naudzubillah" hehe... hampir sekilo gan!!! kalo ga ati-ati bisa njungkel itu kamera karena kegedean lensa...